Jumat, 16 Desember 2011

Sahabat yang tak terlupakan


“SAHABAT YANG TAK TERLUPAKAN”

P
agi hari telah tiba, matahari yang baru nampak terlihat sangat indah dan cantik seperti hatiku pada pagi ini. Walaupun hari ini hari libur tentu saja aku tidak bermalas-malasan untuk bangun pagi. Setelah aku bangun dari tidurku aku berdiam sejenak  untuk memulihkan jiwaku, setelah aku selesai memulihkannya aku segera bergegas mengambil handuk, dan perlengkapan mandi lainnya. Setelah selesai mandi aku langsung mengganti pakaianku.
        Tidak tahu kenapa pagi ini hatiku terasa senang padahal pagi ini sama seperti  pagi pada biasanya, tetapi mengapa hari ini begitu berbeda? Hmmmzzz…
Tak lama kemudian,, ponselku berbunyi… dan segera ku angkat nomor tanpa nama itu…
Dalam pembicaraan :
“Assalamualaikum, maaf  dengan siapa saya berbicara?”  tanyaku penasaran kepada orang itu.
”Waalaikumsalam,, kau sudah lupa ya dengan ku?” Tanya orang itu balik bertanya padaku .
Sepertinya suara itu tidak asing lagi di telinga ku,, setelah beberapa saat berfikir aku mulai menyadari kalau suara itu adalah suara sahabatku Priska. Priska, ia teman+sahabat bagiku dia adalah orang terpenting yang ke-2 dalam hidupku. Sayang dia harus pergi meninggalkan ku, karena ia memutuskan ikut bersama orangtuanya ke Semarang. Sejak saat itu aku merasa kesepian, tidak ada teman curhat maupun bermain.
“Iya aku ingat kau Priska sahabat ku. Hallo apa kabar? Bagaimana kau disana? Betah tidak? Dan bagaimana kabar ibu dan ayahmu?” Tanya ku dengan bermacam-macam pertanyaan.
“Ternyata kau masih sama ya seperti yang dulu cerewet , haha :-D kabarku dan keluargaku Alhamdulillah baik, Alhamdulillah aku betah disini karna disini orangnya ramah-ramah tapi tetap saja aku kesepian tanpamu, kalau kau dengan keluargamu bagaimana?”
“Alhamdulillah kami disini selalu dilindungi yang Maha Kuasa. Hmzz.. aku juga kesepian sejak kau meninggalkan ku pergi..  L
Suasana pun menjadi beku dan kita saling berdiam seribu kata...
“Oya, kau ada apa menelpon ku pagi-pagi begini? Apakah ada hal yang penting?”  Tanya ku mencairkan suasana.
“Oya aku lupa, aku akan memberi tahumu jika besok aku akan pulang ke Malang , aku akan menghabiskan hari libur besok dirumahmu.” Jelas Priska.
Tentu saja aku senang sekali tak disangka kita akan menghabiskan hari libur bersama di Malang.
“Asikk,, aku akan menjemputmu besok di Bandara.”
“Baiklah, kita bertemu esok,,” kata Priska.
“Okeyy.. I Miss You ,, My best friend” Kata ku mengakhiri kata pembicaraan.
“I Miss You, too.. “ Jawabnya membalas kataku tadi.
Tuutttt….. mengakhiri pembicaraan…
        Aku sangat senang mendengar kalau besok Priska akan pulang ke Malang. Aku sudah membayangkan besok kita akan bermain bersama , dan saling tukar cerita. Hmmzzz sepertinya hari esok akan menjadi hari spesial untukku. Aku segera memberitahu ibuku soal kedatangan Priska besok. Ibu pun ikut senang, dan akan menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan Priska dan keluarga besok.
Aku ingin hari ini cepat berlalu dan berganti hari esok. Aku tidak sabar menunggu kehadiran Priska segera.
Keesokan harinya…
Kota Malang yg ramai ini dihiasi oleh suara adzan subuh yang merdu pada pagi hari ini. Aku pun terbangun untuk menunaikan rukun islam yang kedua itu. Setelah selesai menjalankan ibadah shalat subuh, aku langsung bergegas mandi. Setelah mandi aku langsung mengganti pakaian ku dan bersiap-siap menjemput Priska di Bandara nanti.
Sebelum berangkat aku mencoba menghubunginya tetapi ponselnya tidak aktif. Mungkin Priska sedang ada dipesawat jadi ponselnya tidak diaktifkan pikirku.
“Din, sebelum berangkat sarapan dulu. Ibu telah memasakkan nasi goreng kesukaan mu.”  Perintah ibuku.
“Baik bu.” Jawabku sembari menuju kedapur.
Tepat pukul 10.00 am , aku sudah siap untuk menjemput Priska di Bandara. Dan tidak lupa aku aku berpamitan ke ibuku.


Sesampainya di Bandara….
Aku mencari-cari Priska di bandara tepatnya di terminal 2.. tetapi belum juga terlihat . Aku duduk sembari bersandar dikursi yang ada diBandara sambil menunggu Priska. Tetapi belum juga terlihat. Aku mencoba menelponnya sekali lagi, tetap ponselnya tidak aktif. Mungkin Priska masih ada dipesawat kali ya? Pikirku..
Aku coba telpon, sms nya sekali lagi tapi tak ada 1 pun yg diangkat atau dibls oleh nya. Aku mencoba bersabar, mungkin saja ia akan datang. Tak beberapa lama, ponsel ku berbunyi dan ternyata itu Priska yang menelpon aku segera menekan tombol hijau yang ada diponselku..
“Hallo Pris, kau sedang dimana ? aku sedang di terminal 2, kau diterminal 1 ya? Yaudah aku kesana ya..” Ucapku dengan bersemangat.
Tetapi, tak ada jawaban dari Priska.
“Hallo Pris, apakah kau masih ada disana?” Tanyaku dengan nada khawatir.
“Iya, aku masih disini” Jawabnya.
“Kau kenapa? Bicaralah padaku?” Bujukku.
“Aku tak tau harus berkata apa agar aku tidak melukai hatimu,,” Katanya dengan nada yang kecil.
“Bicara saja. Ada apa denganmu?” Kata ku masih dengan pertanyaan yang sama.

“Sebenarnya, aku tak jadi berlibur ke Malang karena tadi pagi mendadak  ayahku mendapatkan telpon kalau ia harus kembali ke kantornya karena ada hal yg harus diselesiakan. Kau tidak marahkan?”  Tanyanya kepadaku.
“Hahhhh,, aku tidak marah padamu tapi aku sedikit kecewa. Aku sedih aku telah memikirkannya sejak kemarin pagi, siang, sore, sampai malam aku tidak bisa tidur nyenyak  karna aku memikirkan esok berlibur denganmu memancing ikan disungai, menanam pepohonan seperti kita masih kecil dulu, aku sangat merindukan kisah itu, tapi kau menghancurka semuanya..” Kataku dengan sedikit menyentak dibarengi tangisan kekecewaan. Diujung sana pun Priska menangis merasa bersalah kepadaku. “Maafkan aku Din, aku tak bermak…”  Tuttttt…….. belum sempat Priska melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba aku langsung mematikan pembicaraan kita. Aku pun langsung pulang kerumah dengan tangisan yang membasahi pipiku.
Sesampainya dirumah aku menceritakan semuanya kepada ibuku sambil menangis. Ibu mencoba menenangkanku agar aku tidak marah kepada Priska. Tapi, tetap saja aku sudah terlanjur kecewa padanya. Priska mencoba meminta maaf kepadaku melalui Telepon, SMS, Facebook, Twitter dan jejaring social lainnya. Tapi, semuanya tak ada yang aku balas.
1 Minggu sudah berlalu…
Aku sudah melupakan semua kejadian itu. Aku sadar aku terlalu egois, dan aku pun sudah memaafkan Priska.
Disiang hari dengan terik matahari yang panas, bel sekolah pun berbunyi pertanda usai KBM. Dengan berjalan kaki aku pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku melihat sesosok perempuan yang sebaya dengan ku. Aku menepak pundaknya, dan tak ku sangka dia Priska sahabatku. Aku sangat senang sekali pada hari itu. Dan aku langsung memeluknya, tapi tak ada balasan pelukan darinya ia hanya diam saja dengan wajahnya yang pucat dan dingin. Aku tak memperdulikannya, aku segera meminta maaf padanya. Iya langsung menjawab I Miss You, I Love You, and I Heart You.. aku senang mendengarnya, dan aku membalasnya I Miss You, I Love You, and I Heart You , So Much, too.. dia memberikan senyuman khasnya itu kepada ku. Tak lama kemudian ibu keluar dari dalam rumah.
“Dinda, kamu udah pulang? Ngapain kamu disini sendiri, ibu ada kabar buruk buat mu, tadi ada seseorang yang menelpon ibu!” Kata ibuku dengan ekspresi wajah yang sangat membuat penasaran.
“Ada apa Bu? Sepertinya penting banget?” Tanya ku yang penasaran dengan ucapan ibuku.
“Pri…sss…kkaaa… dan keluarganya mengalami kecelakaan mobil. Saat mereka akan kemari. Priska meninggal, sedangkan kedua orangtuanya mengalami luka yang sangat serius.” Jelas ibunya dengan tersedu-sedu.
Apa? Apakah benar yang dikatakan ibu? Itu tidak mungkin, jika iya lalu siapa yang barusan mengobrol dengan ku? Siapa yg mengatakan I Miss You, I Love You, I Heart you kepada ku? pertanyaan-pertanyaan menyelimuti pikiranku padan saat ini. Aku segera membalikkan badannya, tetapi bayangan Priska sudah tidak ada lagi, sudah lenyap semuanya. Aku tak percaya dengan hal ini, badanku lemah, mulutku terasa gagu, nafasku terasa sesak, badanku terasa tak dapat digerakkan lagi, air mataku mengalir begitu deras membasahi pipiku . Aku tak percaya dan aku segera menceritakan kepada ibu tentang pertemuanku dengan Priska tadi. Ibu hanya menangguk-anggukan kepala . Dan langsung memelukku sambil menangis.
1 Bulan sudah berlalu…
Kini aku sudah mengikhlaskan Priska kembali ke alamnya, mungkin aku sayang kepadanya tetapi mungkin juga Alla SWT lebih sayang kepadanya. Tetapi, kini aku sudah mempunyai sahabat baru yang bernama Maya. Ia tak kalah baik nya dengan Priska tetapi bedanya ia agak pendiam tetapi no problem lah. Walaupun aku sudah mempunyai sahabat baru, dan Priska sudah tak ada disamping aku lagi, aku selalu berdoa kepada Allah agar ia selalu diberi keselamatan diakhirat dan aku tak akan melupakan masa-masa indah bersamanya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar